Selasa, Desember 28, 2021

Sekuntum Kemboja (Mus Mulyadi)


Title : SEKUNTUM KEMBOJA
Songwriter : MUSTAFA WIRYAT
Album : TIADA CINTA LAGI
Backing Music : THE SHEEP'S (Leader: MUS MULYADI)
Recording : MUSICA STUDIO / INDRA RECORD / Vinyl LP 12" 33 1/3 RPM

Mus Mulyadi (14 Agustus 1945 – 11 April 2019) adalah penyanyi keroncong Indonesia. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota Favourite's Group. Istrinya juga seorang penyanyi, Helen Sparingga, dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & jazz Mus Mujiono pada era 1980-an.

Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Buaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu. Ia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara anak dari pasangan Ali Sukarni dan Muslimah. Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena pengaruh dalam keluarganya yang memang seniman. Meskipun ia tidak pernah dirancang oleh ayahnya yang berprofesi sebagai pemain Gamelan untuk mengikuti jejaknya. Tiga saudaranya memilih berkecimpung dalam bidang seni tarik suara. Dua kakaknya yakni Sumiati berprofesi sebagai penyanyi keroncong di Belanda dan abangnya Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong. Selain itu adiknya Mus Mujiono pun pada akhirnya terjun ke dunia musik dengan memilih musik jazz dan pop sebagai jalur pilihan kariernya

matahari mulai terbenam, burungpun sudah bersembunyi
seakan dunia ini sepi, tiada teman diriku

sekuntum kemboja mengintai dibalik daunnya
oh sayang sayang, seakan malu memandangku memandangku

kuhampiri dan menyentuhnya, kubelai kusingkir daunnya
hingga tampak bunga yang mekar dan bersemi

aku tak akan memetiknya, biarlah kau puas memandang
mungkinkah kau tahu hatiku yang selalu sepi sendiri

sekuntum kemboja mengintai dibalik daunnya
oh sayang sayang, seakan malu memandangku memandangku

kuhampiri dan menyentuhnya, kubelai kusingkir daunnya
hingga tampak bunga yang mekar dan bersemi

aku tak akan memetiknya, biarlah kau puas memandang
mungkinkah kau tahu hatiku yang selalu sepi sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih komentar Anda (Thank's for your comment)

Banner 468

must to search