Waktu kukecil, tidak pernah terlupasampai sekarang, biasa keluyuran nonton wayang... Waktu itu di rumah Eyangku yang tinggal di Kesamben, Blitar... Begitu dengar ada pertunjukan wayang kulit, langsung minta ijin nonton, tapi nggak jauh-jauh kok, cuman dekat-dekat (paling jauh 2 km) dan karena malam (mulai jam 9 hingga pagi), kukuatkan mataku untuk tidak terpejam alias ketiduran, sebab akan terlewatkan babak Goro-goro sama saja nggak nonton wayang. Menurut Wikipedia (seperti kutipan berikut):
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".
Nah, betapa sekarang banyak anak muda yang nggak ngerti, bahkan nggak mau tahu... kira-kira sampai kapan ya bertahan?????
Bagi yang gemar atau mau mencoba nonton wayang ini ada link ke Youtube, bukan cerita wayang tapi cuplikan diantara sebuah cerita wayang yang biasa disebut Goro-Goro (Gara-Gara) , atau mau yang audio saja ini linknya http://wayangprabu.com/mp3-wayang/
Seneng juga kalo dengerin wayang waktu berangkat tidur, inilah dalang-dalang kesayanganku Ki Narto Sabdo (alm), Ki Anom Suroto dan Ki Manteb Sudarsono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentar Anda (Thank's for your comment)